KERUSUHAN POSO PADA TAHUN 1998-2001

 


Konflik Poso aalah sebutan bagi serangkaian kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Indonesia. Bermula dari adanya sebuah peristiwa bentrokan kecil yang terjadi antarkelompok pemuda sebelum akhirnya melebar menjadi sebuah kerusuhan yang membawa-bawa soal agama. Di mana jika sebuah konflik sudah membawa-bawa agama tentu bisa menimbulkan masalah yang semakin melebar. Konflik yang terjadi dari 25 Desember 1998 hingga 20 Desember 2001 ini masih teringat jelas di ingatan. Tentu saja ini menjadi luka lama yang pernah terjadi sejak tahun 1998 hingga 2001.

Adapun beberapa faktor yang bisa memicu pecahnya kekerasan, salah satunya itu persaingan emonomi yang terjadi antaran penduduk asli Poso.  Di mana mayoritas dari mereka beragama Kristen beserta para pendatang lainnya. Mulai dari para pedagang-pedagang Bugis dan para transmigran asal Jawa yang memeluk agama Islam. Selain itu adanya persaingan yang keap terjadi antarpejabat pemerintah daerah mengenai posisi birokrasi dan pembagian kekuasaan tingkat kabupaten antara umat Kristen dan Islam yang tidak seimbang. Dari terjadinya konflik Poso ini terdapat 577 korban tewas, 384 mengalami luka, 7.932 rumah pun ikut hancur dan 510 fasilitas umum pun ikut hangus dan terbakar. Kerusuhan tersebut pada akhirnya pun berakhir pada 20 Desember 2001 dengan ditandatanganinya Deklarasi Malino antara kedua belah pihak yang berkonflik di Malino Sulawesi Selatan dan diinisiasi oleh Jusuf Kalla. Semenjak ditanganinnya deklarasi tersebut nyatanya mampu mengurangi kekerasan dan angka kriminal pun jadi berkurang dalam kurun waktu waktu beberapa tahun setelah terjadinya kerusuhan.

Konflik Poso ini diakhiri dengan penandatangan Deklarasi Malino, 20 Desember 2001. Deklarasi Malino adalah perjanjian damai antara pihak Kristen dan Islam. Sebelum penandatanganan, dirinci bahwa terdapat 577 korban tewas, 384 terluka, 7.932 rumah hancur, dan 510 fasilitas umum terbakar


Dikutip dari : https://ytm.or.id/akar-masalah-konflik-poso-dan-morowali/


Komentar